Mencari Kesulitan Belajar

KESULITAN belajar atau “Learning Disabilities, LD” adalah hambatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnyadicapai.
Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagaibentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari.
Kepekaan orangtua,guru di sekolah serta orang-orang di sekitarnya sangat membantu dalammendeteksinya, sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenagaprofesional sedini dan seoptimal mungkin, sebelum menjadi terlambat.Kesulitan Belajar kadang-kadang tidak terdeteksi dan tidak dapat terlihatsecara langsung.
Setiap individu yang memiliki kesulitan belajar sangatlahunik. Seperti misalnya, seorang anak dyslexia, yang sulit membaca, menulis dan mengeja, tetapi sangat pandai matematika. Pada umumnya, individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensir ata-rata bahkan diatas rata-rata.
Seseorang terlihat “normal” dan tampaksangat cerdas tetapi sebaliknya ia mengalami hambatan dan menunjukkantingkat kemampuan yang tidak semestinya dicapai dibandingkan denganyg seusia dengannya. Walau demikian, individu dengan kesulitan belajar bisa sukses di sekolah, di dunia kerja, dalam hubungan antar-individu,dan di dalam masyarakat bila disertai dengan dukungan dan perhatian yang tepat.
Deteksi Dini Kesulitan Belajar Tanda-tanda Kesulitan Belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.
Usia Pra-Sekolah:
- Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
- Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
- Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
- Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
- Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
- Mengalami kesulitan dalam menghubung-hubungkan kata dalam suatu kalimat
- Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
- Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
- Menunjukkan kesulitan dalam mengikuti suatu petunjuk atau rutinitas tertentu
- Menghindari pekerjaan tertentu seperti menggunting dan menggambar
Daya ingatnya (relatif) kurang baik
- Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca. Misalnya huruf d dibaca b, huruf w dibaca m. (buku dibaca duku)
- Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
- Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matemetika, misalnya tidak dapat membedakan antara tanda ñ (minus) dengan +(plus) , tanda + (plus) dengan x (kali), dan lain-lain.
- Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
- Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
- Impulsif (bertindak sebelum berpikir)
- Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
- Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
- Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
- Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-harinya
- Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung atau acuh terhadap lingkungannya
- Menolak bersekolah
- Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
- Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil/pen
- Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu Pada Usia Remaja dan
Dewasa:
- Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
- Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
- Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
- Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
- Kemampuan daya ingat lemah
- Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
- Bekerja lamban
- Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
- Bisa salah dalam membaca informasi

10 Kreatifitas Guru dalam Mengajar Matematika

KREATIFITAS seorang guru di kelas sangat berperang sistem belajar ideal untuk mencerdaskan seorang siswa, khususnya pada mata pelajaran matematika.
Dalam pengajaran, sering-seringlah mengajukan pertanyaan kritis seperti “Apakah Kamu mencoba ini?” “Apa yang akan terjadi jika ada ini ?” “Apakah kamu dapat?” untuk meningkatkan pemahaman anak-anak dari ide-ide dan kosakata matematika.
Berikut beberapa aktifitas yang mungkin dapat dipraktekkan di kelas:
1. Gunakan dramatisasi. Ajaklah anak-anak berpura-pura berada di sebuah bola (sphere) atau kotak (prisma), merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga katak melompat dalam kolam dsb.
2. Menggunakan anggota tubuh anak-anak. Menyarankan agar anak-anak menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapi dengan protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka memiliki( “membuktikan”) ini.
Kemudian mengajak anak-anak untuk menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?” Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru. Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).
3. Menggunakan permainan. Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.
4. Menggunakan mainan. Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di atas tanah.
5. Menggunakan cerita anak-anak. Bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya
6. Gunakan kreativitas alami anak. Menggali ide anak tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. “Wow, itu 5 angka lebih besar yang kamu tahu”.
7. Menggunakan kemampuan pemecahan masalah. Menanyakan anak-anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui masalah-masalah seperti mendapatkan hanya cukup untuk mereka gunting tabel atau berapa banyak makanan ringan mereka perlu jika tamu yang bergabung dengan grup. Mendorong mereka untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri atau apapun yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah.
8. Menggunakan berbagai strategi. Bawalah matematika dimanapun di dalam kelas, dari menghitung jumlah anak-anak di pagi hari, menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk membersihkan barang yang ada nomor tertentu, atau membersihkan barang yang berbentuk geometris tertentu dsb.
9. Menggunakan teknologi. Cobalah gunakan kamera digital untuk memotret hasil kerja anak, permainan dan aktifitas yang dilakukan, dan kemudian menggunakan foto untuk diskusi dengan anak-anak, perencanaan kurikulum, dan komunikasi dengan orang tua. Gunakan juga teknologi lain, seperti komputer secara bijak.
10. Gunakan assessment untuk mengukur penilaian anak-anak belajar matematika. Menggunakan observasi, diskusi dengan anak-anak, dan kelompok-kecil untuk kegiatan belajar anak-anak tentang matematika dan berpikir untuk membuat keputusan tentang apa yang mungkin setiap anak dapat belajar dari pengalaman. Juga mencoba menggunakan komputer untuk penilaian menggunakan program secara otomatis.

RUBRIKASI

Taman Siswa Minta UN sebagai Sarana Pemetaan Pendidikan

Senin, 14 Desember 2009

YOGYAKARTA, TRIBUN - Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa kembali mendesak pemerintah agar menggunakan ujian nasional hanya sebagai pemetaan pendidikan dan bukan sebagai syarat kelulusan.

Meskipun aturan menyebutkan ujian nasional (UN) bukan satu-satunya syarat kelulusan, pada kenyataannya sekolah tetap menggunakannya sebagai satu- satunya penentu kelulusan.
Desakan ini muncul dalam Rapat Kerja Nasional Persatuan Tamansiswa yang berlangsung selama tiga hari dan ditutup di Yogyakarta, Minggu (13/12). Tuntutan agar UN digunakan hanya sebagai pemetaan pendidikan merupakan butir pertama dari sembilan rekomendasi untuk perbaikan pendidikan nasional.

Pemimpin sidang, Ki Jal Atri Tanjung, mengatakan, tingginya tekanan dari pemerintah dan masyarakat memaksa sekolah meluluskan pelajar yang lulus UN tanpa mempertimbangkan faktor lain. ”Sekolah takut kalau tingkat kelulusannya rendah akan dimarahi kepala dinas atau diprotes masyarakat,” kata Jal yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Tamansiswa Padang.

Selain mengenai UN, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa juga merekomendasikan penuntasan uji materi atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan, penyelenggaraan pendidikan berdasarkan kebudayaan sendiri guna membangun karakter dan jati diri bangsa, melarang tayangan televisi dan media yang berpotensi merusak karakter dan budaya bangsa, serta pengembangan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sembilan butir rekomendasi tersebut selanjutnya akan diajukan kepada Presiden, MPR, dan DPR.

Ketua Umum Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Ki Tyasno Sudarto mengatakan, sembilan butir rekomendasi itu berawal dari keprihatinan atas pendidikan Indonesia yang semakin mengabaikan karakter dan kebudayaan.

Kebingungan

Secara terpisah, sejumlah kepala sekolah dan guru di Jawa Timur masih bingung mengenai pelaksanaan UN 2010 karena belum ada petunjuk operasional dari pemerintah. Pada Jumat pagi semestinya dilakukan sosialisasi UN sekaligus petunjuk operasional standar UN untuk kepala dinas pendidikan se-Jatim. Namun, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Suwanto mengatakan, acara itu diundur sampai 21 Desember.

”Waktu UN sudah sangat mepet, mulai 22 Maret untuk tingkat SMA,” kata Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Surabaya Ruddy Winarko.

Ketua Dewan Pendidikan Jatim Zainuddin Maliki mengemukakan, secara teknis, penyelenggaraan UN mungkin tidak akan menghadapi masalah karena pemerintah sudah terbiasa dan tidak ada perubahan signifikan. Namun, waktu yang sempit jelas berpengaruh pada persiapan mental siswa. (KOMPAS/ vd)
Read Full 0 komentar

Belajar Matematika Bisa Menyenangkan

Jumat, 23 Oktober 2009

BAGI sebagian anak, pelajaran matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan sesuatu yang menakutkan. Hal itu dapat mempengaruhi minat anak untuk mengeksplorasi mata pelajaran yang sangat bermanfaat mengembangkan daya analitis.

Meskipun setiap anak memiliki minat yang berbeda-beda namun alangkah baiknya jika orang tua secara kreatif mengarahkan agar anak tidak terlarut dalam ketakutan berlebih terhadap matematika dan IPA.

"Masalahnya lebih kepada cara orang tua mengarahkan anak agar matematika tidak menakutkan," ujar Presiden Direktur Mathematics Education clinic sekaligus Ketua Dewan Juri Olimpiade Matematika Pentas Kreasi Anak Indonesia (PKAI), Ridwan Saputra kepada Republika Online ketika ditemui dalam konfrensi pers acara PKAI di Jakarta, Rabu (19/11).

Padahal, kata Ridwan, memperkenalkan matematika itu mudah. Dia mencontohkan, orang tua dapat mengenalkan matematika dengan media permainan.

"Misalnya tambah-kurang,kali-bagi dapat disesuaikan dengan cerita kehidupan," katanya.

Dia mencontohkan, ketika memasuki parki maka orangtua dapat mengajak anak menghitung jumlah mobil yang keluar dan masuk dengan menggunakan kalimat masuk yang diartikan bertambah dan pergi yang bearti berkurang.

Dia sendiri, kurang menyetujui pelajaran matematika di sekolah-sekolah yang hanya mengajarkan berhitung bukan berpikir.

Dalam kesempatan tersebut, Ridwan juga mengungkap cara mengatasi masalah rasa malas yang sering menghinggapi anak saat mempelajari matematika.
 
"Kemalasan anak mempelajari matematika dapat ditanggulangi orang tua dan guru dengan membawa anak ke arah berpikir terlebih dahulu. Yang lebih mudah sekali lagi, menghubungkan matematika dengan kehidupan dan permainan," tuturnya.

Ridwan memberikan tips untuk membuat anak dengan mudah mempelajari matematika." Ajak anak mencintai matematika, belajar yang rutin, guru yang mengajari juga harus benar, dan bermain" ungkapnya. (REP/vd)
Read Full 0 komentar

Membimbing Anak Pandai Matematika


ALANGKAH bahagianya orang tua bisa melihat anaknya ahli dalam setiap pelajaran. Yang menjadi masalah bagi anak-anak Indonesia biasanya, tidak menyukai pelajaran-pelajaran yang dianggapnya sulit, misalnya matematika.

Biasanya, orang tua akan mengkursuskan anaknya, untuk orang tua yang mampu. Akan tetapi, Anda sendiri sebenarnya bisa memaksimalkan kemampuan matematika anak-anak Anda. 

Bagaimana caranya? Berikut ini tips bagi Anda yang dirangkai dari berbagai sumber.

1. Pastikan Anak anda mengetahui konsep matematika yang ia pelajari.
Jika anak Anda tidak mengetahui dasar dari matematika, maka anak Anda hanya akan mempeelajari matematika dengan hafalan. Padahal, matematika yang dihafal itu tidaklah ada artinya. Anda dapat memberitahukan dasar-dasar matematika pada mereka, sehingga mereka akan mudah memahami soal-soal yang sulit apabila mereka mengetahui dasarnya.

2. Bantulah mereka dengan menyertakan fakta-fakta.
Penguasaan fakta dasar berarti bahwa anak dapat menjawab pertanyaan kurang dari tiga detik. Rumus praktis dapat Anda anjurkan pada anak Anda agar memperoleh respon yang cepat. Apabila anak Anda belum juga bisa memahami berilah contoh yang nyata. Misalnya, menghitung perkalian dengan memisalkan keramik yang ada pada lantai Anda.

3. Ajarkan pada anak Anda menulis angka-angka dengan teliti.
Duapuluh lima persen kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika ditemukan oleh pengajar adalah kesalahan yang dikarenakan ketidaktelitian sang anak dalam menulis angka-angka. Perbaiki ketelitian anak Anda dalam menulis dan mengolah angka-angka dengan cara meneliti ulang apa latihan yang dia kerjakan.

4. Sediakan kebutuhan, yang digunakan anak Anda untuk belajar matematika, dengan cepat.
Matematika adalah sebuah subjek yang semuanya dibangun dari apa yang sebelumnya telah dipelajari. Seabagai contoh, kegagalan dalam mengetahui dasar masalah perhitungan persen biasanya disebabkan oleh sang anak tidak menguasai masalah desimal.

5. Tunjukkan bagaimana cara menyelesaikan masalah pekerjaan rumahnya
Mengerjakan tugas matematika mempertajam ilmu yang didapat dari sekolah untuk dipelajari di rumah. Ajarkan pada mereka untuk memulai mengerjakan tugas tersebut, dengan membuka buku atau mengulang pelajaran dan contoh-contoh yang telah diberikan oleh guru mereka lewat pelajaran sebelumnya disekolah. Jika kurang jelas, jelaskan padanya sampai ia bisa mengerti.

6. Dorong mereka untuk mengerjakan soal lain.
Jika guru hanya memberikan soal-soal tertentu saja, berilah pada anak Anda contoh soal yang lain. Ingat, semakin anak Anda banyak berlatih makin semakin cepat mereka membentuk kemampuan dan kepercayaan diri mereka.

7. Jelaskan bagaimana cara menyelesaikan masalah soal cerita.
Matematika mempunyai ekspresi, untuk belajar memecahkan masalah, Anda harus memecahkan masalah. Ajarkan pada anak Anda membaca soal cerita berkali-kali. Juga, suruhlah dia untuk menggambarkannya dalam bentuk soal matematika atau diagram.

8. Bantulah anak Anda mempelajari tata bahasa matematika.
Mereka tidak akan dapat matematika secara nyata, tidak pula mempelajari konsep yang lebih menantang tanpa mengetahui tata bahasanya. Periksalah bahwa anak Anda dapat menemukan dan mengikuti masalah yang baru atau bab baru. Jika tidak, ajarkan padanya untuk menggunakan model atau contoh dan masalah yang sederhana terlebih dahulu.

9. Ajarkan pada mereka untuk mengerjakan metematika ?di luar kepala”
Anak-anak kecil harus banyak menyelesaikan masalah perhitungan dengan menggunakan pensil dan kertas. Ketika membantu anak Anda menyelesaikan sebuah soal, bantulah mereka dengan mendiktekannya tanpa harus menuliskannya, sehingga anak akan berlatih menulis matematika sesuai apa yang dibayangkan.

10. Jadikanlah matematika bagian dalam hidup anak Anda.
Matematika akan lebih berarti ketika anak Anda melihat bagaimana pentingnya matematika dalam kehidupan ini, dan dapat dilihat dimana-mana. Dorong mereka menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, tanyakan pada mereka jarak suatu tumbuhan baru ke suatu titik tertentu.

sumber: Tempo Online

Read Full 0 komentar

Mencari Kesulitan Belajar


KESULITAN belajar atau “Learning Disabilities, LD” adalah hambatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnyadicapai.

Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagaibentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari.

Kepekaan orangtua,guru di sekolah serta orang-orang di sekitarnya sangat membantu dalammendeteksinya, sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenagaprofesional sedini dan seoptimal mungkin, sebelum menjadi terlambat.Kesulitan Belajar kadang-kadang tidak terdeteksi dan tidak dapat terlihatsecara langsung.  

Setiap individu yang memiliki kesulitan belajar sangatlahunik. Seperti misalnya, seorang anak “dyslexia”, yang sulit membaca,menulis dan mengeja, tetapi sangat pandai dalam matematika.Pada umumnya, individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensir ata-rata bahkan diatas rata-rata. 

Seseorang terlihat “normal” dan tampaksangat cerdas tetapi sebaliknya ia mengalami hambatan dan menunjukkantingkat kemampuan yang tidak semestinya dicapai dibandingkan denganyg seusia dengannya. Walau demikian, individu dengan kesulitan belajar bisa sukses di sekolah, di dunia kerja, dalam hubungan antar-individu,dan di dalam masyarakat bila disertai dengan dukungan dan perhatian yang tepat. 

Deteksi Dini Kesulitan Belajar Tanda-tanda Kesulitan Belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.


Usia Pra-Sekolah:
- Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
- Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
- Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
- Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
- Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
- Mengalami kesulitan dalam menghubung-hubungkan kata dalam suatu kalimat
- Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
- Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
- Menunjukkan kesulitan dalam mengikuti suatu petunjuk atau rutinitas tertentu
- Menghindari pekerjaan tertentu seperti menggunting dan menggambar
   
Daya ingatnya (relatif) kurang baik
- Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca. Misalnya huruf d dibaca b, huruf w dibaca m. (buku dibaca duku)
- Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
- Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matemetika, misalnya tidak dapat membedakan antara tanda ñ (minus) dengan +(plus) , tanda + (plus) dengan x (kali), dan lain-lain.
- Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
- Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
- Impulsif (bertindak sebelum berpikir)
- Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
- Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
- Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
- Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-harinya
- Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung atau acuh terhadap lingkungannya
- Menolak bersekolah
- Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
- Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil/pen
- Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu Pada Usia Remaja dan 

Dewasa:
- Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
- Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
- Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
- Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
- Kemampuan daya ingat lemah
- Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
- Bekerja lamban
- Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
- Bisa salah dalam membaca informasi
Read Full 0 komentar

Tips Mudah Menghitung Perkalian 6 sampai 10 dengan Jari Tangan

tips matematika, menghitung perkalian dengan jari
MENGHITUNG dengan jari tangan sudah lazim dan dilakukan setiap manusia. Teknik ini bahkan tidak hanya dikenal di Indonesia saja. Tips ini cukup mudah dipraktekkan dan tentu saja cukup praktis, namun keterbatasannya adalah cara ini hanya dapat dipakai untuk perkalian angka 6 sampai 10. Berikut langkah-langkahnya:
  1. Gunakan jari anda dengan tiap jari mewakili angka tertentu, kelingking mewakili angka 6, jari manis = 7, jari tengah = 8, telunjuk adalah 9, dan 10 diwakili oleh jempol.
  2. Setiap angka yang akan dikalikan ditandai dengan ditekuk/dilipat. Misalnya 7×8 = maka tekuk 2 jari, kelingking dan jari manis di tangan satu dan 3 jari, kelingking, jari manis dan jari tengah di tangan lain(kiri dan kanan sama).
  3. Jumlahkan jari-jari yang ditekuk tadi( untuk 7×8 maka jumlah jari yang ditekuk adalah 2+3=5 jari. Kalikan angka ini dengan sepuluh (5×10=50)
  4. Kalikan jari yang tidak ditekuk dari kedua tangan (untuk contoh 7×8 diatas adalah: 3×2=6)
  5. Jumlahkan angka yang didapat dari poin (3) dan (4), yaitu 50+6= 56.
  6. Cobalah untuk menghitung angka-angka lain dengan catatan bahwa angka hanya boleh untuk angka 6 sampai 10.
Read Full 0 komentar

Trik Menghitung Pembagian dengan Anga Besar atau Pecahan

MENDAPAKAN hasil pembagian matematika dengan angka bernilai diatas 20 atau dengan angka pecahan, bukanlah sebuah pekerjaan gampang. Namun membutuhkan sistem penghitungan yang cuup njlimet.

Namun secuil rumis yang kami kutip dari website edukasiana ini, setelah kam coba menghasilkan sistem penghitungan yang lebih muda dan singkat.

Berikut beberapa trik menarik hanya dengan menggunakan model perkalian dan kemudian dengan membaginya dengan kelipatan angka 10.

Perhatikan penjelasan berikut ini :

  1. Untuk membagi bilangan yang dibagi 125, caranya yaitu kalikan bilangan tersebut dengan 8, kemudian bagilah dengan 1000.  misalnya; 7000/125 = (7000 x 8)/1000 = 56.
  2. Untuk membagi bilangan yang dibagi 50, caranya; kalikan 2 dan bagi 100.contoh ; 300/50 = (300 x 2)/100 = 6.
  3. Untuk membagi bilangan yang dibagi 500, kalikan 2 kemudian bagi 1000.contoh; 7500/500 = (7500×2)/1000 = 15.
  4. Untuk membagi bilangan yang dibagi 5, kalikan 2 kemudian bagi 10. contoh; 35/5 = (35×2)/10 = 7.
  5. Untuk membagi bilangan yang dibagi 25, kalikan 4 kemudian bagi 100.contoh; 3700/25 = (3700×4)/100= 148.
  6. Untuk bilangan yang dibagi dengan 250, kalikan 4 kemudian bagi 1000.
  7. Untuk bilangan yang dibagi dengan 16 2/3, kalikan 6 kemudian bagi 100.
  8. Untuk bilangan yang dibagi dengan 33 1/3, kalikan 3 kemudian bagi 100.
  9. Untuk bilangan yang dibagi dengan 166 2/3, kalikan 6 kemudian bagi 1000.
  10. Untuk bilangan yang dibagi dengan 333 1/3, kalikan 3 kemudian bagi 1000.
  11. Untuk bilangan yang dibagi dengan 6 2/3, kalikan 15 kemudian bagi 100.
  12. Untuk bilangan yang dibagi dengan 66 2/3, kalikan 15 kemudian bagi 1000.
  13. Untuk bilangan yang dibagi dengan 8 1/3, kalikan12 kemudian bagi 100.
  14. Untuk bilangan yang dibagi dengan 83 1/3, kalikan dengan12 kemudian bagi 1000.
  15. Untuk bilangan yang dibagi dengan 6 1/4, kalikan dengan16 kemudian bagi dengan100.
  16. Untuk bilangan yang dibagi dengan 62 1/2, kalikan dengan16 kemudian bagi dengan1000.
  17. Untuk bilangan yang dibagi dengan 18 3/4, kalikan dengan16, bagi 3, kemudian bagi 100.
  18. Untuk bilangan yang dibagi dengan 37 1/2, kalikan dengan8 bagi 3, kemudian bagi 100.
  19. Untuk bilangan yang dibagi dengan 87 1/2 bagi 7, kalikan 8 kemudian bagi 100.
  20. Untuk bilangan yang dibagi dengan 75 bagi dengan 3, kalikan 4 kemudian bagi 100.
Read Full 0 komentar

Trik Menghitung Perkalian 2 Bilangan Belasan

MENGHITUNG perkalian dua angka belasan dapat dilakukan dengan cara konvensional juga dapat dilakukan dengan trik perkalian khusus. Tulisan ini akan membahas bagaimana melakukan perkalian mudah dengan contoh kita akan mencoba perkalian 12×13.

Langkahnya adalah sebagai berikut:
1.Hasil akhir perkalian diasumsikan 100 lebih, jadi asumsikan hasil akhir diawali angka 1.
2. Tambahkan angka satuan dari dua bilangan tersebut yaitu 2+3 nilainya adalah 5. Sekarang kita memperoleh hasil sementara 15_ (1 dari langkah 1, dan 5 dari langkah 2) atau 150 lebih.
3. Sekarang lakukan perkalian angka satuan dari dua bilangan, yaitu 2×3 sehingga nilainya 6.
4. Tambahkan nilai hasil dari langkah 3 dan , yaitu 150+6 sehingga ditemukan nilai akhir.
tips trik perkalian matematika
Untuk angka yang lebih besar, dengan hasil penambahan dan perkalian angka satuan (langkah 2 dan 3) maka angka puluhan ditambahkan dengan ke digit depannya. Misalnya perkalian angka 18×14. Hasil penambahan 8+4 adalah 12. Angka puluhan harus ditambahkan ke digit depannya (yaitu angka 1, lihat langkah 1) sehingga menjadi 22. Hal yang sama dilakukan untuk langkah perkalian 8×4=32.
trik mengajar matematika
Read Full 0 komentar
 

© 3 Columns Newspaper Copyright by TRIBUNEDUKASI.COM | Template by Blogger Templates | Blog Trick at Blog-HowToTricks